Judul:
All The Bright Places (Tempat-Tempat
Terang)
Oleh
: Jennifer Niven
Penerbit
Indonesia: Gramedia Pustaka Utama
Alih
bahasa: Angelic Zaizai
Editor:
Tri Saputra Sakti dan Dini Pandia
Desain
sampul: Yulianto Qin
ISBN: 9786020363363
Sinopsis:
Theodore
Finch terobsesi pada kematian, dan terus-menerus memikirkan berbagai cara untuk
bunuh diri. Namun, setiap kali, sesuatu yang positif, betapa pun sepelenya,
selalu menghentikannya. Violet Markey selalu memikirkan masa depan, menghitung
hari sampai tiba hari kelulusannya, karena itu berarti ia akan bisa
meninggalkan kota kecil tempat ia tinggal di Indiana dan kesedihan mendalam
akibat kematian saudaranya baru-baru ini. Ketika Finch dan Violet bertemu di
langkan menara lonceng sekolah, tidak jelas siapa yang menyelamatkan siapa.Dan
ketika mereka bekerja sama untuk mengerjakan tugas menjelajahi tempat-tempat
istimewa di Indiana, Finch dan Violet malah menyadari hal-hal lain yang lebih
penting: hanya bersama Violet-lah Finch bisa menjadi diri sendiri—cowok
nyentrik, lucu, yang menikmati hidup dan ternyata sama sekali tidak aneh. Dan
hanya bersama Finch-lah Violet bisa lupa menghitung hari serta mulai menikmati
hidup. Tetapi, seiring meluasnya dunia Violet, dunia Finch justru mulai
menyusut.
Sebuah
intro:
Satu lagi buku berisu yang akan ku
bahas, kali ini buku bertema kekalutan mental dan bunuh diri. Namun sebelum
membaca review-ku aku berharap kalian berkenan membaca satu artikel favorit
saya dari Vice Indonesia tentang isu bunuh diri dan bagaimana cara pandang umum
orang Indonesia tentang isu ini https://www.vice.com/en_id/article/8xabzx/this-is-why-we-need-to-talk-about-suicide
Buku ini sudah selesai aku baca sekitar dua minggu yang lalu, namun aku baru berani untuk buat resensinya sekarang. Sulit untuk membuka buku ini kembali, bukan karena buku ini buruk tapi malah saking bagusnya dan saking mendalamnya buku ini bagiku. Buku ini mengingatkanku bahwa luka itu ada, pernah ada di sana, dan selamanya tidak akan pernah keman-mana. Buku ini menyentuhku begitu dalam dan membuat aku menagis begitu bayak. Sekalipun buku ini tak melakukan hal itu padaku aku bisa jamin bahwa akan tetap berat membuka buku ini lagi karena buku ini merupakan buku yang akan mematahkan hati pembacanya. Buku ini adalah buku dengan sticky notes terbanyak yang pernah aku tempelkan pada sebuah buku.
Jadi
begini ceritanya:
Seperti dalam sinopsinya buku ini
bercerita tentang dua remaja siswa satu SMA di Indiana yang sedang dalam masa
kekalutan luar biasa. Theodore Finch dan Violet Markey. Buku ini diceritakan
melalui dua sudut pandang mereka. Nama mereka seperti pada cover buku ini, di
ambil dari nama burung dan nama bunga.
Pertemuan mereka yang tanpa di sengaja
tentunya di langkan menara lonceng membuat mereka terhubung. Diantara keduanya
Finch-lah yang lebih yakin dengan tindakannya, sedangkan Violet kehilangan
nyalinya tepat ketika ia sadar sudah berada di puncak tertinggi sekolah mereka.
Kehadiran Violet di langkan itu membuat Finch menghentikan tindakannya dan
justru berbalik menyelamatkan Violet dari gravitasi yang akan membawa mereka ke
dalam kematian. Penyematan Violet oleh Finch tergambar berbalik dengan berita
yang beredar di sekolah bahwa Violet-lah sang pahlawan, ia menyelamatkan Finch
yang memang sudah di cap aneh oleh seisi sekolah.
Secara sederhana latar belakang tindakan
mereka dikarenakan Finch mengalami kekalutan mental sehingga terobsesi untuk
bunih diri dan Violet melakukan tidakan itu karena kematian kakaknya. Alasan
yang sangat disederhanakan. Sayangnya penyederhanaan latar belakang seperti ini
juga sering kita temui dalam kehidupan nyata. Namun dalam buku ini kita akan
diajak melihat lebih dalam penyebab kekalutan mental Finch dan seberapa besar
dampak kematian kakak Violet terhadap Violet.
Di sekolah Finch di gambarkan sebagai siswa yang cukup bermasalah, ia sering berkelahi, berbuat seenaknya, merusak properti sekolah dan pernah bolos dalam waktu yang cukup lama. Sosok Finch sangat kelam dan rumit. Ia mengalami banyak hal trauma dari masa kecilnya atas perilaku sang ayah yang kasar, kondisi keluarga yang tak bisa dia dibilang sebagai keluarga, perundungan ketika dia berada sekolah menengah, serta berbagai label yang diterimanya dari teman-teman sekolahnya.
Sedangkan Violet merupakan gadis populer
yang tergabung dalam grup pemandu sorak dan bersama kakaknya ia menjadi
kontributor untuk website mereka yang cukup populer. Namun semenjak kematian
kakaknya ia berubah pendiam menghentikan kegiatan-kegiatan lamanya dan
menjadikan kematian kakaknya untuk menghindari berbagai tugas. Orang tua Violet
bisa dibilang terlalu protektif dengan sejak kematian kakak Violet. Dunia
Violet semenjak kematian kakanya hanya seputar kamarnya, rumah dan sekolah.
Karena masalah mereka masing-masing
–bukan karena percobaan bunuh diri– Finch dan Violet harus melakukan konseling
dengan konselor sekolah. Mereka memiliki konselor yang berbeda dan metode konseling
yang berbeda pula. Namun mereka bisa dibilang merespon dengan cara yang sama,
mereka enggan untuk terbuka tentang masalah mereka secara mendalam, menjawab
pertanyaan dengan jawaban aman dan menyimpan kekalutan mereka untuk mereka
sendiri.
Finch dan Violet merupakan teman sekelas
dalam mata pelajaran geografi amerika. Melalui tugas kelana Indiana Finch
mendekatkan diri pada Violet untuk mengetahui lebih dalam alasan Violet berada
di langkan menara lonceng. Tugas ini berlangsung sepanjang sisa semester dan di
sinilah kisah lanjutan penyelamatan keduanya dimulai.
Mereka berdua memilki tugas untuk
mencari dua atau lebih keajaiban di negara bagian mereka. Namun Finch sudah
memiliki daftar panjang berbagai tempat di unik di Indiana. Melalui perjalanan
ini Finch mengajak Violet melalui traumanya. Bisa di bilang Finch mendorong
Violet untuk kembali memiliki kehidupannya kembali. Namun untuk Finch semua
makin menjadi sulit, semua hal di sekitarnya semakin menekannya, semakin sesak
dan mendorongnya bertindak lebih jauh.
Buku ini terdiri dari tiga bagian yang
disimbolkan melalui gambar burung Finch dan bunga Violet yang di komposisi.
Jadi
begini ceritanya menurutku…
Bagiku Finch memilki kepribadian yang
sangat menarik, ia memiliki berbagai versi tentang dirinya sendiri, ia memiliki
selera musik yang bagus, dan pandai memaikan gitar. Dan caranya memandang dunia
pun menarik. Ada kepahitan setiap aku membaca bagian yang mengambarkan perasaan
finch tentang bunuh diri, baik tentang cara-cara bunuh diri, cerita dibalik
mengenai penyebab ia berpikiran demikian, dan terutama tentang perasaannya hari
demi hari yang makin mendalam mengenai keputusannya.
Violet mengalami banyak pengembangan
sejak pertemuannya dan tugas kelana Indiana-nya bersama Finch. Walaupun
menurutku pengembangan tersebut cukup buru-buru, karena kehilangan orang yang
kita cintai karena kematian bukanlah hal yang mudah dan tidak akan semudah itu
terobati. Bagaimanpun ada satu bagian dalam buku ini yang sangat nyata bagiku
yaitu pengungkapan perasaan Violet mengenai kematian kakaknya kepada kedua
orang tuanya di akhir buku.
Romansa antara Finch dan Violet bisa
dibilang sangat manis dan pahit. Banyak hal-hal manis, namun masih sulit
menutupi rasa pahit dan sakit akibat romansa mereka.
Sebelum membaca buku ini, aku pernah
membaca buku dari Jojo Moyes yang berjudul Me
Before You (yang telah difilmkan juga). Pada buku itu aku berusaha memahami
–sambil menangis sesunggukan tentunya– keputusan Will maka pada buku ini tak
lagi sulit memahami Finch.
Menurutku tema buku ini sangat menarik
dan memang isu tentang kekalutan mental dan bunuh diri cukup banyak dibahas
pada tahun ini. Apalagi dengan adanya serial dari Netflix 13 Reason Why yang cukup populer dan menjadikan banyak pembahasan
mengenai dua hal tersebut. Isu seperti ini memang kurang mendapat perhatian di
Indonesia.
Aku harap buku ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran bagi pembacanya untuk lebih memahami isu kekalutan mental dan bunuh diri. Baiknya lagi pada buku ini editor penerbit Indonesia menyertakan kontak layanan bantuan isu kekalutan mental dan bunuh diri, bipolar care, serta layanan psikologis. Apabila anda, keluarga, atau teman anda sedang dalam masa kekalutan mari rangkul dan apabila berkenan bisa menghubungi layanan berikut:
Aku harap buku ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran bagi pembacanya untuk lebih memahami isu kekalutan mental dan bunuh diri. Baiknya lagi pada buku ini editor penerbit Indonesia menyertakan kontak layanan bantuan isu kekalutan mental dan bunuh diri, bipolar care, serta layanan psikologis. Apabila anda, keluarga, atau teman anda sedang dalam masa kekalutan mari rangkul dan apabila berkenan bisa menghubungi layanan berikut:
- Into the light Indonesia: komunitas yang
berfokus pada upaya pencegahaan bunuh diri dan kesehatan jiwa remaja dan
populasi khusus lain.
Instagram:
@intothelightid
Twitter:
@IntoTheLightID
Facebook: Into
The Light Indonesia
- Bipolar care Indonesia: komunitas sosial
yang bergerak di bidang kesehatan jiwa khususnya ganguan bipolar.
Instagram:
@bipolarcare.indonesia
Twitter:
@BipolarCareInd
Facebook:
Bipolar Care Indonesia
- Yayasan pulih: lembaga non profit yang
memberikan layanan psikologis terjangkau.
Situs: http://yayasanpulih.org
Instagram: @yayasanpulih
Twitter:
@YayasanPulih
Facebook:
Yayasan Pulih Page
Untuk Finch-Finch diluar sana kalian
tidak sendiri, kalian berharga, kalian berarti, kalian hebat karena mampu
bertahan hingga saat ini. Bantuan ada di luar sana, kalian tidak sendirian.
Untuk kalian yang ingin memahami tentang
kekalutan mental dan isu bunug diri, aku sangat menyarankan kalian untuk
membaca buku ini. Karena buku ini akan mengajak kalian untuk merasakan isi
pikiran sang korban.
Sekian resensiku kali ini, terimakasih
sudah membaca.
Xoxo
Jecki.
Komentar
Posting Komentar