Review Buku “Paper Towns (Kota Kertas)” by John Green

Kota Kertas Gramedia
 
Judul                                           : Paper Towns ( Kota Kertas )
Diterbitkan di Amerika              : 2004
Diterbitkan dalam B. Indonesia : Oktober 2014
Penerbit di Indonesai                 : Gramedia Pustaka Utama
Halaman                                     :360 halaman
ISBN                                          : 978-602-03-0858-6
Harga                                          : Rp. 64.000,-

Sinopsis:

Saat Margo Roth Spigelman mengajak Quentin Jacobsen pergi tengah malam –berpakaian seperti ninja dan punya daftar panjang rencana pembalasan- cowok itu mengikutinya. Margo memang suka menyusun rencana rumit, dan sampai sekarang selalu beraksi sendirian. Sedangkan Q, Q senang akhirnya bisa berdekatan dengan gadis yang selama in hanya bisa dicintainyan dari jauh tersebut. Hingga pagi datang dan Margo menghilang lagi.

Gadis yang sejak dulu merupakan teka-teki itu sekarang jadi misteri. Namun, ada beberapa petunjuk. Semua untuk Q. Dan cowok itu pun sadar bahwa semakin ia dekat dengan Margo, semakin ia tidak mengenal gadis tersebut.

Review:

Paper Towns adalah buku kedua John Green yang aku baca setelah “The Fault In Our Star”. Sebenernya baca buku ini udah sejak Desember tahun lalu, tapi baru niat isi blog abal abal ini akhir akhir ini, LOL. Buku ini memeng cukup memiliki waktu lama untuk diterbitkan dalam Bahasa Indonesia, buku ini di tejemahkan setelah meledaknya buku TFIOS yang juga telah diadaptasi menjadi Film. Tidak hanya Paper Towns, namun juga buku buku John Green lain seperti Looking for Alaska, An Abundance of Katherine, Will Greyson Will Greyson (Yang ditulisnya bersama David Levithan), dan Let It Snow (ditulis bersama Maureen Johnson dan Lauren Myracle) akhirnya juga di terbitkan dalam versi Bahasa Indonesia dengan rentang waktu yang hampir bersamaan.

Paper Towns sendiri merupakan buku favoritku dari John Green, banyak orang yang menjadikan Looking For Alaska sebagai buku favorit mereka. Namun bagiku Paper Towns lah yang paling menarik, karakter Quentin yang pasif bertemu dengan Margo yang suka misteri dan tantangan membuat suatu kombinasi yang apik. Q yang awalnya menjalankan hidupnya seperti biasa berubah 180° karena Margo. Q menjadi berani mengambil resiko dan tantangan yang mungkin sebelumnya mungkin tak akan pernah dilakukannya. Dan semua itu karna Margo, gadis yang sudah dia taksir sejak Kecil.

Petulangan pertama mereka terjadi saat usia mereka sembilan tahun, namun hubungan mereka merengang setelah itu. Hingga pada suatu malam Margo membawa Q dalam Petualangannya, dan hal itu membuat Q merasa spesial. Namun paginya Margo menghilang, tapi tidak seperti menghilang seperti yang biasa ia lakukan. Sebelum menghilang biasanya margo meninggalkan petunjuk untuk orang tuanya, namun kali ini tidak ada petujuk. Orang tua margo yang sudah bosan dengan kebiasaan menghilang Margo merasa gerah. Q menjadi cemas dan menebak nebak kemanakah Margo. Hingga Q menemukan
petunjuk untuknya, yang membawanya ke petunjuk petunjuk lain yang membawanya pada sebuah petualang besar bersama sahabat sahabatnya. Banyak kejadian seru, lucu serta penuh perdebatan.

Paper Towns bukan hanya kisah romance antara Q dan Margo, namun juga persahabatan Q dengan Radar dan Ben, serta Lacey. Buku ini terdiri dari 3 bagian : Bagian Satu – Senar, Bagian dua – Rerumputan, Bagian Tiga – Wadah. Bagian favoritku adalah bagian tiga, bagian yang menurutku paling seru. Bab dua terasa lamban dan membuatku gemas dengan Q, namun di bagian tiga kejadian kejadian seru berhasil menutupinya. Cara penulisan John Green yang sudah pasti juara. Hal ini juga bikin aku terlarut dalam pencarian Margo, bikin bertanya tanya orang yang kayak apa sih sebenernya Margo, kenapa dia bawa Q ke petualangnya, dan apakah Margo punya perasaan dengan Q?

Karakter – karakter yang dibikin oleh John Green juga selalu anti mainstream. Margo yang suka petualangan, misteri, dan suka menghilang tiba-tiba digambarin juga dengan sosok yang cerdas dengan nilai nilai yang sempurna,menyukai musik lama dan bisa bermain seksofon. Quentin yang pasif dan yang Cuma bisa mencintai Margo dari jauh, mengalami perubahan sifat yang berturut menjadi lebih berani dan berani mengambil resiko besar. Ben sahabat Q, awalnya terkesan aneh dan suka menyebut para gadis dengan sebutan “honeybunny”  mengalami banyak keajaiban dihari hari sebelum dan sesudah prom, dia juga sangat konyol dan sangat menghibur walau kadang juga bertengkar dengan Q. Ben juga sangat berjasa menyelamatkan nyawa Q, Radar, dan Lacey. Radar merupakan sahabat Q yang  Jenius Internet dan  sangat membantu dalam pencarian Margo. Hal yang paling lucu dari Radar adalah orang tuanya yang punya ribuan koleksi Black Santa (Santa dengan kulit hitam). Lacey dalah sahabat Margo yang kemudian menjadi pacar Ben, Lacey bersikeras ikut kedalam petualangan Q, karna ia ingin minta maaf dan menembus kesalahnya pada Margo.

Aku suka Cover versi asli Paper Towns yang bergambar peta Agloe dan Push Pin berwarna merah, namun menurutku cover versi Gramedia tidak terlalu buruk, dengan gambar kota dan seorang gadis tampak dari belakang (Margo) sangat mengambarkan Kota Kertas. Paper Towns sendiri sudah di adaptasi dalam Film oleh 20th Century Fox yang tinggal ditunggu tanggal mainnya pada 24 Juli tahun ini. Nat Wolf yang sebelumnya berperan sebagai Isaac di TFIOS memerankan Q, dan yang paling ku sukai adalah Cara Delevingne yang akan memerankan Margo!!! Aku suka Karakter Margo dan aku suka Cara, Sempurna hahaha.

 Cast
 Margo and Q

Link Trailer: Paper Towns | Official Trailer [HD] | 20th Century FOX. Memaang akan ada beberapa perubahan kecil dalam filmnya, seperti yang  kalian bisa liat dari vlog John Green berikut : Is the Paper Towns Movie Like the Book? Thoughts on Adaptations . Namun menurutku itu malah akan menambah seru.



Terima kasih sudah berkunjung dan membaca artikelku,
XOXO



Jecki

Komentar