Kakak - Abang - Brother

Besok tanggal 30 September, merupakan hari dimana tepat 8 tahun kakak laki laki saya meninggal dunia. Hari itu tepat sehari sebelum hari raya idul fitri tahun 2008, hari yang seharusnya membahagiakan, malam takbiran, malah menjadi hari yang paling menyakitkan dan menyedihkan dalam hidup saya.

Memang sudah 8 tahun, memang sudah waktu yang lama, toh waktu itu saya hanya remaja berumur 13 tahun, dan sekarang saya sudah 21 tahun. Bukankah mengingat ingat kejadian itu justru akan membangkitkan luka? Hanya akan mempersulit kakak saya?

Yah itu mungkin pemikiran semua orang, bahkan mungkin itu juga yang dipikirkan ibu saya. Saya tidak menyalahkan pemikiran itu, toh memang begitu adanya. Sudah terlalu lama. Sudah waktunya dilupakan. Dikubur. Tak usah membuang buang waktu.


Tapi.


Mas Yul, begitu saya memangilnya. Dia adalah [masih]orang yang paling berharga dalam hidup saya. Hampir semua keluarga saya –dari ibu kami- menyanyagi dia. Dan dia adalah orang paling mengerti saya, memahami saya, orang paling tau saya, baik saya bohong, saya marah, saya naksir seseorang, dia adalah orang yang paling tau bahkan tanpa saya perlu memberi tau. Dia orang yang paling menyanyangi saya, tanpa syarat, kakak terbaik yang saya punya, dan memang hanya satu satunya.

Sulit untuk menahan tangis saat menulis ini. Terlalu banyak kenangan yang muncul. Terlalu banyak rasa sakit dan kasih sayang yang timbul. 

Saya memang buakan adik yang baik, sangat buruk malahan. 

Saya bukan orang yang menanganinya dengan baik ketika dia sakit, saya masih remaja egois yang terlalu takut akan keadaannya. Tentu saya menyesal karna tidak menjadi adik yang baik untuk dia, tapi toh seperti kata pepatah rasa penyesalan selalu datang terlambat, dan rasa cinta kadang baru kita sadari ketika kehilangan. 

Mungkin ini akan terasa jahat dan tidak adil, tapi ya Kakak saya jauh lebih berarti. Kakak saya selalu menempati posisi kedua setelah ibu saya. 

Ibu saya pernah bercerita, ketika saya lahir kakak saya begitu membenci saya, malu katanya. Tentu saja dia sudah 15 tahun saat saya lahir. Perbedaan usia yang sanggat jauh. Jangankan untuk mengendong, melirik saja enggan. Namun itu tidak berlangsung lama. Pada akhirnya dia luluh dan menjadi sangat menyanyagi saya.

Masih teringgat jelas, waktu itu kakak saya masih mengenakan seragam osis SMA nya dan dia menjemput saya dari sekolah TK saya. Dia mendudukan saya di bahunya –memanggul-. Kami berjalan pulang dengan bahagianya. tak teringat jelas apa yang kami bicarakan, tapi kami tertawa gembira. Memanggul saya merupakan kebiasaannya, dan saya selalu bahagia ketika berada tinggi dibahunya, mengengam rambutnya yang bergelombang, lebat dan kaku. Dan selalu memencet mencet satu tonjolan kecil bekas luka di antara rambutnya, dia kadang marah kecil karna hal itu. 

Kakak saya merupakan sosok laki laki sejati bagi saya, menjadi satu satunya laki laki dirumah medewasakan dirinya. Menjadi sosok yang paling bisa di andalkan, paling bisa di jadikan sandaran. Dia yang memperkenalkan dan mengajarkan saya dengan berbagai hal. Saya bisa naik sepeda angin, tentu dia yang paling berperan. Bahkan dia pernah mengajarkan saya mengendarai sepeda motor, ketika saya masih kelas 4 SD, tapi saya tidak berani dan terlalu sering hampir jatuh, jadi kami menyerah hahaha. 

Dia sering mengajak saya kerental VCD, dia yang mebuat saya mengilai film. VCD terbaru film Harry Potter tidak pernah ketinggalan, memperkenalkan saya dengan kerennya Jordan di Space Jam, dan menutup mata saya ketika ada adegan dewasa di film James Bond,tak lupa spiderman 1-3 , fantastic four, dan banyak lainnya . Sayangnya kami hanya bisa menontoh harry potter hingga seri ke 4, Mas, kamu miss 4 film lainnya lo hehehe.

O ya waktu suatu hari dia menawari saya mau tambah pinjem VCD apa, saya bilang saya ingin nonton Film Scooby-Doo. Tapi dia tidak menyukai film pilihan saya, dan ternyata filmya sedang out dan gagalah saya menonton Scooby-Doo. Tapi tiga hari kemudian ketika kakak saya mengembalikan VCD yang dia pinjam dia pulang dengan film Scooby-Doo, tanpa babibu saya langsung menontonya dengan bahagia ala anak anak, wkwkwk. 

Film yang paling sering kakak saya pinjamkan untuk saya adalah Spy-Kid, dia bilang ini film yang bagus untuk anak anak kayak saya, yah spy-kid 3D yang berhasil bikin geli ama jempol selama beberapa hari.

Selera music kakak saya tidak jauh berbeda dengan remaja yang besar taun 90an-2000an awal, tidak jauh dari musik kritis Iwan Fals dan Rock seperti Jamrud, metallica, linkin park, nirvana, green day, dan sebangsanya. Tapi dia juga adalah laki laki yang menyukai Avril Lavigne, \m/. Walaupun saya tidak ikut ikut mengemari band band rocknya saya jadi familiar dengan lagu lagi mereka. Dan tentunya terkenang setiap saya mendengarkannya.

Apa saya mencintai kakak saya hanya karna selera film dan musicnya? Tentu tidak, bodoh. 

Hal diatas merupakan hal sederhana tentang kakak saya, diatas itu semua, Mas Yul dan saya memilki ikatan yah bisa dibilang, senasib sepenangungan, toh namanya juga kakak adik. Kami memilki nasib yang sama, situasi dan keadaan yang berbeda. Sama rumitnya, sama sama tak bisa terungkap dengan kata, tabu kalau kata ibu kami. Bahkan ibu kami tidak pernah mau membicarakannya, kami hanya anak anak, selamanya anak anak, tidak perlu tau atau diberi tau. Tapi kami tau. Kami menguatkan, mungkin lebih tepatnya dia menguatkan saya. Dia mengantikan posisi yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang lain dalam kehidupan saya. Tapi toh saya lebih suka dia yang disana. Saya lebih suka dia ada di sela sela ingatan dan kenangan saya, saya lebih suka menangis untuk dia, saya lebih suka mengenang dia, saya lebih nyaman terbawa akan hal hal, benda benda, rasa rasa, suara suara, dan hawa hawa, yang membuat saya tersesat kedalam kenangan bersamanya. 

Saya mencintai dan menyanyangi kakak saya karna Dia Adanya. 

Saya tak ingin mengurui tapi pesan saya untuk siapapun yang membaca ini, tengoklah kakak, adik, atau saudara kalian. Ingat betapa berharga mereka untuk anda anda sekalian. Ya mungkin secara frontal anda tidak perlu mengataka I love u atau apapun jika anda malu, cukup lihat mereka, ingat betapa banyak hal yang telah anda bagi dengan mereka, hal hal yang telah anda lewati bersama mereka dan sesebal sebalnya anda dengan mereka, toh anda akan sedih juga kalau mereka benar benar meninggalkan anda. Karna kalian tubuh bersama sebagai Saudara. 




P.s: yah tapi kalau anda punya saudara yang tidak ingin dianggap saudara apamau di kata, namanya juga dunia penuh drama. Mereka yang drama, agap saja anda sutradara, hahaha.


salam, jecki. 

Komentar